charupathib.com — Putra bungsu almarhum pendiri Singapura Lee Kuan Yew, Lee Hsien Yang, akui menjadi pengungsi di Inggris selesai bercekcok dengan kakaknya, Lee Hsien Loong.
Dalam upload Facebook pada Selasa (22/10), Yang menjelaskan dianya sudah cari suaka semenjak 2022 karena “gempuran” yang sudah dilakukan pemerintahan Singapura yang membuat dia dan keluarga hadapi dampak negatif penindasan. Waktu itu, si kakak, Loong, tetap memegang sebagai Pertama Menteri Singapura.
Bagaimana pertama kali bercekcok antara ke-2 anak Lee Kuan Yew itu?
Karena peninggalan rumah
Bentrokan di antara Lee Hsien Yang dan Lee Hsien Loong berawal pada 2017. Waktu itu, ke-2 nya punyai ketidaksamaan pandangan berkaitan rumah peninggalan si ayah, Lee Kuan Yew, yang berada di Kota Singapura.
Loong yang waktu itu tetap memegang sebagai Pertama Menteri Singapura ingin rumah itu dipertahankan. Karena, dia ingin jadikan rumah warisan ayahnya itu untuk tempat monumental di Singapura, begitu d ikutip Reuters.
Di lain sisi, si adik, Yang, tidak sepakat dengan kemauan kakaknya. Dia dan adik wanitanya, Lee Wei Ling, ingin rumah itu dihancurkan.
Karena saat sebelum wafat pada 2015, Lee Kuan Yew, ayah mereka, sudah memberi pesan dalam surat warisan ke beberapa anaknya jika rumah itu harus dihancurkan.
Yew tidak ingin rumah warisannya jadi tempat monumental. Karena, dia tidak mau banyak pelancong berkunjung rumah dengan harga US$17 juta atau sama dengan Rp265 miliar itu.
Yang dan Ling mendakwa argumen Loong ingin menjaga rumah peninggalan ayah mereka untuk mengangkat reputasinya sebagai PM Singapura.
“Reputasinya berkaitan erat dengan peninggalan Lee Kuan Yew,” kata mereka dalam pengakuan tahun 2017.
Lee Hsien Loong bersikeras
Menyikapi dakwaan itu, Lee Hsien Loong tidak ingin tinggal diam. Dia bersikeras tidak mau merusak rumah warisan Lee Kuan Yew. Loong menerangkan jika si ayah dalam surat warisannya sebelumnya pernah sampaikan jika rumah itu bisa dipertahankan.
Lee Hsien Yang selanjutnya mengungkit jika rumah warisan ayahnya itu sebenarnya telah dibeli oleh dianya . Maka, dia yang punyai kuasa penuh akan nasib rumah itu, bukan kakaknya.
Bentrokan dampak rumah peninggalan ini juga bersambung sampai 2020. Waktu itu, pengadilan Singapura menunjuk Yang dan istrinya, Lee Suet Fern, sudah mengganti pengakuan dalam surat warisan Yew yang mengatakan jika rumah warisannya harus dihancurkan.
Pucuknya, pada 2022, Yang dan istrinya pindah ke Inggris karena tidak ingin meneruskan proses penyelidikan dari pengadilan Singapura.
Walau demikian, pemerintahan Singapura mengutamakan jika faksinya tidak menyingkirkan Yang dan istrinya. Bahkan juga, pemerintahan menjelaskan jika Yang dan istrinya bisa kembali lagi ke Singapura kapan saja dan tanpa kendala apa pun itu.
“Mereka bebas dan selalu bebas untuk kembali lagi ke Singapura,” begitu pengakuan pemerintahan, seperti d ikutip Kanal News Asia.
Punyai nilai sejarah
Rumah sebagai sumber perselisihan di antara Lee Hsien Yang dengan Lee Hsien Loong ini bukanlah sembarangan rumah. Karena, rumah warisan Lee Kuan Yew ini punyai sejarah panjang berkaitan pendirian Singapura sebagai negara berdaulat.
Rumah itu menjadi saksi bisu Yew dalam membuat partai yang sampai sekarang ini berkuasa di Negeri Singa, yaitu Partai Tindakan Masyarakat (PAR). Disamping itu, rumah itu menjadi saksi akan jatuh bangun Yew sebagai pendiri negara Singapura dalam jadikan negara itu sekarang ini.