BI Saksikan Kesempatan Rupiah Kuat Jika…
Jakarta, Komunitas pejuang gacor – Bank Indonesia (BI) memandang rupiah berkesempatan kuat lagi yang akan datang, ingat esensial perekonomian Indonesia yang lumayan baik. Ini diutarakan oleh Kepala Departemen Pengendalian Edi Susianto.
Adapun, ini hari Rabu (13/10/2023), rupiah menurun pada dolar Amerika Serikat (AS) saat data inflasi customer AS di atas harapan pasar. Dikutip dari Refinitiv, rupiah dibuka di angka 15.720/US$ atau menurun 0,22% pada dolar AS. Dari catatan Penelitian Komunitas Pejuang Gacor , posisi ini memutuskan trend pengokohan 2 hari berurut dan adalah posisi paling lemah semenjak 10 Oktober 2023.
Index dolar AS
Sementara index dolar AS (DXY) pada Jumat (13/10/2023) jam 08.58 WIB, ada pada posisi 106,47 atau turun 0,12% bila dibanding penutupan perdagangan Kamis (12/10/2023) yang ditutup di angka 106,60.
Edi menjelaskan faktor pemicu external itu karakternya benar-benar data dependen, seperti ini hari saat launching data inflasi AS yang makin menggerakkan pemahaman hawkish pada Fed Fund Rate, mengakibatkan beberapa mata uang negara berkembang di Asia alami pelemahan.
“Jika disaksikan dari faktor esensial, perekonomian Indonesia pada intinya tetap dipandang positif, hingga jika faktor sentimen external/global itu berkurang, karena itu bisa jadi rupiah terbuka kesempatannya untuk kuat,” kata Edi ke Komunitas pejuang gacor, Jumat (13/10/2023).
Adapun, yang paling penting sekarang ini, kata Edi, ialah bagaimana jaga pasar confidence, yakni masih tetap jaga kesetimbangan suplai dan keinginan di pasar masih tetap teratasi.
Senior Ekonom UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja awalnya mengutarakan pelemahan rupiah sekarang ini ialah refleksi dari gerakan dolar. Trend pelemahan rupiah ini dikuasai oleh pengokohan dolar AS bersamaan dengan kekuatan peningkatan suku bunga di AS di akhir 2023.
Ia yakini rupiah dapat merayap naik tahun depannya. Ini didukung oleh keadaan perekonomian Indonesia yang baik.
“Kesetimbangan dan posisi kesetimbangan external Indonesia masih tetap kuat, net FDI dan surplus transaksi bisnis jalan, membuat lingkungan yang cukup konstan untuk rupiah dan untuk tahun depannya kami memprediksi rupiah akan balik turun ke bawah Rp 15.000,” tutur Enrico dalam UOB Gateway to ASEAN Konferensi 2023, d ikutip Kamis (12/10/2023).
“Jadi apa yang terjadi di saat ini, saya pikir itu memiliki sifat temporer,” bebernya.
Ia juga menyaksikan dolar AS terus akan kuat sampai November kedepan, saat the Fed diprediksi akan meningkatkan suku bunga referensinya sejumlah 25 pangkalan point. Sayang, peningkatan suku bunga ini beresiko membuat posisi Fed Fund Rate dan suku bunga BI sama dengan.