Site icon Charupathib

HUT Ke-52 PDI-P dan Hadiah Butet

charupathib.com — Butet menyebutkan 2024 sebagai tahun yang gelap. Penuh siasat kejahatan yang menghancurkan demokrasi dan konstitusi di Indonesia.

Saya membaca, “Dibakar Cedera” benar-benar pas diberi Butet sebagai hadiah buat partai yang dipegang Megawati Soekarnoputri tersebut. Cedera itu tidak cuma punya Butet Kartaredjasa. Cedera itu punya bangsa Indonesia.

Cedera itu terkhusus dirasa PDI-P, ditambah si ketua biasanya. Dan, cedera itu terekspresikan juga dengan cara PDI-P rayakan HUT ke-52.

Sederhana sekali, cuma untuk intern partai onix250. Di halaman Sekolah Partai Lenteng Agung cuma ada pentas kecil. Di muka pentas ada tempat VIP dengan belasan bangku. Terlihat si ketua umum ditemani sejumlah elite partai memerhatikan Butet membaca puisinya.

Acara pokok dilakukan dalam gedung Sekolah Partai Lenteng Agung. Tidak ada serangkaian sambutan. Cuma diisi pidato tunggal Megawati Soekarnoputri, yang dengan style uniknya habiskan waktu tiga jam lebih.

Seperti roda yang berputar-putar, “cokro manggilingan” kata orang Jawa. Sepanjang delapan tahun HUT PDI-P selalu dirayakan istimewa dan semarak. Didatangi Presiden Republik Indonesia waktu itu, yang tidak lain kadernya sendiri, Joko Widodo (Jokowi).

Jokowi kerap disebutkan kader terbaik PDI-P. Dia memang terkenal. Mengundang decak takjub banyak kelompok. Watak dan style komunikasinya sederhana, merakyat.

Pinjam kelompoksasi Robert Redfield, watak dan style Jokowi dibuat oleh “adat kecil” (little tradition), bukan “adat besar” (great tradition).

Jokowi bentukan adat masyarakat (masyarakat kebanyakan), bukan adat elite (masyarakat spesial). Jokowi memanglah bukan siapa saja. Dia masyarakat biasa yang berhasil sukses menerobos adat kepimpinan politik Indonesia karena mekanisme demokrasi.

Exit mobile version