charupathib.com – Diketahui dari situs slot gacor mgo777, Pemerintahan Kota (Pemerintah kota) Malang, Jawa Timur mengoptimalkan usaha memantau stock beberapa komoditas bahan pangan untuk memperhitungkan kenaikan harga saat Lebaran 2025.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Malang Slamet Husnan di Kota Malang, Kamis, menjelaskan pemantauan dilaksanakan lewat Team Pengontrol Inflasi Wilayah (TPID) yang dibuat oleh pemda di tempat.
“Kami bekerja sama dengan wilayah lain lewat TPID, seperti Kabupaten Lumajang, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Blitar,” kata Slamet.
Jika nanti ada kekurangan tersedianya dan diikuti keadaan mulai ada naiknya harga bahan pangan, karena itu Pemerintah kota Malang lewat TPID langsung mengontak wilayah berkaitan untuk datangkan tambahan suplai.
Langkah yang sudah dilakukan itu digabungkan mengoptimalkan tersedianya beberapa tipe bahan pangan yang menjadi komoditas prospektif dari Kota Malang, seperti padi, cabe rawit, dan telor ayam.
“Untuk keperluan beras itu 40 ribu ton tapi kami baru 15 ribu ton, hingga bahan pangan yang masuk selainnya intern atau dalam kota, ada dari Kabupaten Malang, Blitar, Lumajang, dan Banyuwangi,” sebut ia.
Berdasar data dari Kota Malang Dalam Angka 2025 dari Tubuh Pusat Statistik (BPS) di tempat, tebaran 788 hektar tempat yang dipakai untuk pertanian padi ada di Kecamatan Kedungkandang, Sukun, Blimbing, dan Lowokwaru.
Rinciannya ialah 225 hektar tempat pertanian di Kecamatan Sukun dan Blimbing. Selanjutnya, 563 hektar tempat di Kecamatan Kedungkandang dan Lowokwaru.
“Untuk memproduksi gabah /tahun dapat capai 15 ribu ton, dengan saat tanam 2x dalam satu tahun,” katanya.
Slamet menerangkan untuk memproduksi cabe rawit dari Kota Malang sampai sekarang ini baru sekitaran delapan ton. Itu dibuat dari tempat pertanian selebar 86 hektar di Kecamatan Kedungkandang dan Lowokwaru.
“Yang di Kedungkandang dapat 15 sampai 20 kali saat tanam tetapi tergantung pada umur dan keadaan kesehatan tanamannya. Jika di Lowokwaru usai sudah saat tanamnya dan saat ini sedang penyulaman tempat,” katanya.
Selanjutnya, untuk memproduksi telor ayam capai 2.300,069 ton pada 2024 atau naik dari era sebelumnya yang sejumlah 2.143,639 ton.
Bila mengarah pada Kota Malang Dalam Angka 2025, karena itu jumlah populasi ayam petelor di kota di tempat pada 2024 capai 187.050 ekor. Jumlah itu semakin tinggi bila dibanding masa 2023 yang terdapat di angka 179.300 ekor.
“Alhamdullilah di Kota Malang ada peternakan yang dapat hasilkan 300 kg setiap hari, satu diantaranya di Wonokoyo,” katanya.